Friday, April 15, 2016

Media Sosial vs Anak-Anak. Apa Yang Mereka Hadapi??

Hi Parents..
Kenalkan, Saya Irene.
Saya adalah seorang (yah.. katakanlah) pembina siswa yg terpanggil khusus sejak tahun 2000 untuk berdiam di dunia remaja belasan tahun/SMP-SMU.
Kali ini saya ingin sekali membagikan sesuatu, tentang fenomena media sosial, yang makin melekat dengan dunia kita, anak2 remaja n tentunya anak2 kita nantinya (saya tdk tau berapa tahun usia anak2 yg parents miliki, anak saya, Renata 9th dan Faith 5th, belum tersentuh media sosial)
-------------------------------------------------------

Fenomena Media Sosial memang tidak bisa dibendung.. Dunia semakin terbuka.
Saya masih ingat, dahulu, jika ada orang ingin bertemu dengan kita, mereka harus mengetuk pintu rumah kita terlebih dahulu dan meminta ijin orang tua kita untuk menemui kita. Demikian juga kalo sekedar ingin berbicara, "Bisa bicara dengan Irene, Om?".
Saat ini, setiap detik anak atau anggota keluarga kita dihubungi atau berbicara dengan akrab dengan orang yang sama sekali asing, bisa jadi kita tidak tau.

Tahun 2006, Facebook masuk Indonesia. Saya ingat saya membuat akun FB thn 2007, n mulai aktif tahun 2008, teman yang punya akun FB yg saya ingat hanya teman2 yg ada di US.

Tidak lama kemudian, tahun 2009, FB mulai ramai, berbondong2 teman2 seangkatan kebawah mulai ber-akun FB n FB mulai seru. Tahun 2010-2011.. saya melihat anak2 usia ABG/12 tahunan mulai menggunakan FB, diam2/tipu usia. Dan usia mrk skrg ada di posisi remaja/SMU.
Tahun 2011 itu juga, Twitter mulai booming. Karena akses ke para artis n tokoh2 bisa lebih mudah. Sangat menarik dijaman itu, bayangkan.. dijaman kita yg sulit sekali berkomunikasi dengan para artis, di Twitter kita bisa mengikuti kegiatan mereka dan bersentuhan langsung. Bahkan klo beruntung bisa berkomunikasi.

Para ABG n remaja yang sebelumnya berada d FB banyak hijrah ke Twitter. Sedangkan teman2 seangkatan saya, makin banyak di FB, terutama sejak Friendster n multiply 'kukut'.
Facebook punya kemiripan n fasilitas 'abadi' dalam menyimpan memori, gabungan antara blog dan medsos, membuat nyaman karakteristik pengguna yang motivasinya ingin menyimpan sesuatu layaknya blog, tp masih bs bersosialisasi lebih nyaman ketimbang blog. Akan tetapi karakteristik angkatan remaja (yg selama ini berkeliaran disekitar saya), memang berbeda. Bagi saya, Twitter useless, krn tidak memungkinkan bagi saya untuk menyimpan sesuatu secara rapi dan sistematis, plus mudah ditengok2 jika butuh. Motivasi saya yang terutama dalam menggunakan FB adalah blog/diary online, karena pada dasarnya saya seorang blogger. Yahh.. Paling tdk bs menggantikan Multiply akuuuhh, hehehe.. walau pada kenyataannya 'notes' FB tak pernah bisa seindah blog seperti Multiply, Blogspot atau Wordpress. Bahkan Friendster pun blognya lebih menarik krn pakai basic format blog beneran seperti Blogspot

Twitter, memang sekarang tidak lagi seperti dulu.
Dua tahun belakangan ini, fenomena yg terjadi, semua berbondong2 pindah ke Instagram. Omong2, akun Instagram saya mulai dibuat buat tahun 2011, postingan pertama 242w yang lalu, Pada awalnya saya menggunakan instagram krn ditahun itu, instagram lebih mirip dengan aplikasi retouch filter foto. Hanya hasil fotonya bs disimpan di akun kita dan bs di liat orang luar. Pengguna instagram (th 2011, hanya pengguna ios yang bs akses), kebanyakan penggemar fotografi. Akan tetapi IG terus mengembangkan diri, dan saat ini menjadi media sosial dengan karakteristik visual, yg memanjakan semua kebutuhan visual manusia.

3 tahun belakangan, Instagram, mulai dipenuhi spam, hashtag mulai kacau, pedagang online mulai masuk dan kacau. hampir semua hashtag, yang dulunya berisi foto2/karya yang sangat indah dg retouch retro, vintage dll yg mrk lakukan, mulai dipenuhi dagangan2 online. Instagram hancur, tapi disisi lain juga menanjak (kasusnya mirip Multiply n FB). Harus diakui pedagang online asia memang superb, semua peluang dipake.

Yang membuat saya sedih plus miris, 2 tahun belakangan ini, fenomena yg terjadi.. anak2 remaja mulai berpindah ke instagram, bersamaan dengan para artis juga banyak migrasi ke IG. IG mulai berbicara. Dan ngga cuma remaja n anak2.. bayi sekarang pun baru lahir udah punya akun instagram. wewww..!!

Saya tidak terlalu terganggu ketika adik2 remaja saya aktif di Twitter, segala sepak terjang mereka masih bisa terlihat. Twitter efek buruknya menghabiskan waktu, selain krn bicara, juga karena kepo-in artis2 (ato mantan kwkwkwk) yg mereka follow, atau menularnya cara bicara, trutama kalo ada artis yang attitudenya jelek.

Instagram ini adalah media sosial dimana semua orang berkomunikasi melalui foto. Sialnya.. Anda bs upload foto apapun, termasuk foto nude Anda di akun pribadi. Ehh.. mungkin kita tdk begitu, tapi mereka begitu deh.. Dan mereka yang sengaja upload foto2 ekspose diri/tubuh seperti itu, tentu saja akun mereka tidak di lock/private seperti akun kita, wong motivasinya supaya dilihat.
Mirisnya.. saat saya lakukan survei kecil2an,.. uhmm.. ahh.. bs diintip aja deh, dari berapa banyak follower yg 'favorit/like/love' foto yg kita upload d IG, dari sana udah ketahuan berapa banyak teman kita yang AKTIF instagram. Angkatan saya? mayoritas ngga punya akun IG, andaikata punya, asal bikin aja tp penghuninya ngga pernah mampir, kaya orang investasi apartemen gt. wkwkwk..

Tapi coba tanya remaja sekarang yang pegang HP, akun apa yg mereka punya? hampir 100% mrk akan jawab, INSTAGRAM!!
Turun sedikit yokk ke usia anak2.. bukan cm satu atau dua.. coba tengok d IG, usia TK pun udah punya akun sendiri.

Ini keterlaluan?? engga, ini wajar, dengan perkembangan jaman.

Yang saya ingin bicarakan bukan tentang usia. Cepat atau lambat, mereka akan melangkah kesana/kedunia yg tak terbatas ini. Betul kan? Tapi lebih mengajak kita untuk lebih melek n aware.
Yang saya was2kan dari IG:
1. manusia ini sangat visual, mata menangkap lebih cepat dari indera lainnya, dan mengirimnya ke otak. Oleh krn itu Kitab Suci mengangkat contoh utama "Mata", "jika membuat kita jatuh dan tdk selamat, mending dicungkil n dibuang", bukannya anggota tubuh lainnya.

2. hal visual ini didukung dengan terbukanya semua budaya d belahan dunia. yang menyebabkan budaya2 yg tdk nyaman bagi kita ini, masuk menjadi konsumsi kita juga.. Riwa riwi dengan mudahnya di halaman search IG kita. seperti: LGBT, mengumbar dada, narkoba, okultisme..
Sekali Anda mengakses Instagram, Anda akan disajikan lebih dari milyaran foto2 pengguna dari seluruh penjuru dunia di planet ini, dengan berbagai latar belakang kehidupan mereka.
- Suicide
- Cutting / Self-harm
- Sex
- Pornography
- Masturbation
- Eating disorders
- Drug & alcohol use
- Profanity
- The occult
Tidak percaya? Cari saja..

3. di FB, 'search' sangat terbatas (untuk saat ini), masih keluar akun saja. Twitter? mudah, dengan hashtag, akan tetapi apalah arti cuap2.. yg menular cm cara bicara saja.
Bagaimana dg IG? hanya dengan "search", semua gambar dg hashtag kata itu akan keluar.
Saya tau betul, bbrp saat kmrn, bahkan sampai saat ini, kita terfokus pada pengamanan search engine. Its oke.. itu perlu. Akan tetapi, mungkin kita kelewatan yang ini, yang justru lebih parah.. yang justru hampir selalu di akses remaja sekarang melebihi google, yaitu Instagram.
Kebanyakan orang tidak pernah tau, saat kita ketik d google, yg nongol sangat bervariatif. Tapi, jika Anda membandingkannya dengan mengetik kata yg sama di Instagram, Anda mungkin akan kaget dengan hasilnya. Lebih to the point n gamblang daripada Google.
4. Di facebook ada yang namanya "Beranda", di Instagram juga. Gawatnya, bukan hanya foto2 dari teman yg kita follow yang akan muncul lewat di sana. Jadi jika teman kita atau teman anak kita memfollow akun okultisme atau akun dengan konten foto2 porno, foto2 ini bisa jadi akan lewat juga di tawarkan disana untuk dikunjungi. Saat anak mengklik foto tersebut dan menengok akunnya, disana akan tersaji konten2 sejenis.

5. Berbeda dengan Facebook, di Instagram, tidak perlu memfollow untuk mengakses konten yang dicari.


Dear parents..
cuman mau ngasih tau.. Instagram, berkali2 lipat lebih berbahaya n dahsyat dibanding search engine. Karena sifatnya to the point, gamblang dan diakses rutin oleh pengguna layaknya berkomunikasi. Percayalah.
Anda, sebagai orang tua.. yang mengatakan
"Aku tidak suka medsos2an",
"aku ga punya akun IG",
"aku ga doyan begituan"..
Please.. meski tdk suka, meski "bukan gw banget", tapi anak2 Anda tidak begitu. Dunia mereka adalah dunia eksis, yakni dunia remaja bak dunia remaja kita dulu, tapi mereka terfasilitasi maksimal (tidakkah kau berpikir tentang garda pengaman sedikitpun?)

Pada kenyataannya, coba survei sekeliling kita,
- berapa banyak anak2/remaja d sekitar kita yg memiliki ponsel?
- akun medsos apa yg mereka punya? aku yakin salah satu jawabannya IG, sampe mba2 di pasar atau org yg tidak berpendidikan dg baikpun, klo sekedar akun IG mereka punya loh..
- coba pikirkan, kata2 apa yang biasanya menjadi tanda tanya n bikin penasaran anak2 atau remaja? yang paling memungkinkan untuk mereka cari? "seksi/sexy? cium/kiss? sex?"
Atau yg lagi marak, LGBT, gay, lesbi, biseks, transeksual..
Waktu ramai LGBT, Renata pernah bertanya apa itu LGBT, n apa itu gay loh.. jd asumsinya, jika dia punya akun IG dan memutuskan mencarinya di IG, ya yang akan menjadi jawabannya adalah gambar2 yg silahkan Anda ketik sendiri di IG Anda. (Jangankan kata2 seperti itu, kata "Girl" gt aja, yg keluar segala foto dg thema girl, baik dg deskrisi "anak perempuan" sampe "girl" sebagai object). 
Bagaimana dengan anak Anda? ponakan Anda? Adik remaja Anda??


Siang tadi, salah satu guru di sekolah Renata mengeluh, ada satu anak kelas 2 SD yang barusan menciumi n memeluk secara ga wajar teman2 sekolahnya. Selidik punya selidik, dia pernah mengetik kata "cium" (iseng aslinya). Sudah 1 tahun berlalu, akan tetapi masih membekas di ingatannya berbagai macam gambar n tayangan yg muncul di matanya saat itu.

Mungkin kita terlalu mengabdi pada tugas kita sebagai orang tua, sehingga malah berpeluang kelolosan hal2 yang anak2 kita ikuti/konsumsi.

Media sosial bukan hal yg harus kita benci, bukan hal yg bisa kita responi dg apatis. Media sosial bukan tentang suka atau tidak.
Baiklah. Akan jd suka atau tidak jika hanya menyangkut diri kita. Tetapi saat menjadi 'policeman' atas anak2 n keluarga kita, masih bisakah kita bicara tentang suka/tidak, gaptek/tidak, mau tau/tdk mau tau??

Yukk.. parents.. lebih aware lagi
Just share. Peace ^^

Best Regards,
Irene


Wednesday, September 2, 2015

Pendaftaran - JOIN Oriflame Periode September 2015 Rp. 9.900,-


Anda bisa bergabung & mendaftarkan diri Anda hanya dengan 
Rp. 9.900,- (harga normal 49.900)
dan Anda pun berkesempatan mendapatkan hadiah-hadiah spesial Welcome Program senilai total Rp 1,247.000,-


Syaratnya mudah, cukup kirimkan fotokopi KTP Anda + alamat lengkap & no hp + email

Jika Anda berminat menjalankannya n mendapatkan pendapatan dari Oriflame, Anda bisa meminta fasilitas (khusus pendaftaran di jaringan kami) untuk mendapatkan Website GRATIS yang sudah diisi segala penjelasan tentang oriflame, form pendaftaran member baru dll (siap pakai), dengan nama n foto Anda sebagai konsultan, untuk mendukung perjalanan bisnis Anda.

Anda juga akan mendapatkan e-book, panduan dan pendampingan dari team kami yang solid.

Untuk pemesanan & keterangan lebih lanjut hubungi:
PIN 53ed7202
WA 082277.1000.70

KATALOG ORIFLAME September 2015 - Pendaftaran hanya 9.900,- lohh..


Katalog produk Oriflame September 2015!!
Dapatkan DISKON KHUSUS 20% UNTUK 10 PEMESAN PERTAMA

Untuk pemesanan & keterangan lebih lanjut hubungi:
PIN 53ed7202
WA 082277.1000.70

(klik untuk memperbesar)
 

Untuk melihat promo pendaftaran member Oriflame bulan ini,
lihat promo spesialnya:
 
Anda bisa bergabung & mendaftarkan diri Anda hanya dengan 
Rp. 9.900,- (harga normal 49.900)

dan Anda pun berkesempatan mendapatkan hadiah-hadiah spesial Welcome Program senilai total Rp 1,247.000,-

 Syaratnya mudah, cukup kirimkan fotokopi KTP Anda + alamat lengkap & no hp + email


Jika Anda berminat menjalankannya n mendapatkan pendapatan dari Oriflame, Anda bisa meminta fasilitas (khusus pendaftaran di jaringan kami) untuk mendapatkan Website GRATIS yang sudah diisi segala penjelasan tentang oriflame, form pendaftaran member baru dll (siap pakai), dengan nama n foto Anda sebagai konsultan, untuk mendukung perjalanan bisnis Anda.


Anda juga akan mendapatkan e-book, panduan dan pendampingan dari team kami yang solid
 

renatashopshop Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting